Review Acer Swift 7
Sejak kemunculan MacBook Air, dan sekarang All New MacBook, banyak produsen lain yang akhirnya tertarik menciptakan notebook ultrathin.
Dan kini saya kedatangan satu notebook ultrathin dari Taiwan, yakni Acer Swift 7.
Ketipisannya boleh diadu dengan All New MacBook.
Dalam keadaan layar tertutup, ketebalannya hanya sekitar 1 cm saja.
Sama halnya dengan All New MacBook atau lini Zenbook series dari ASUS, Acer Swift 7 adalah notebook yang dirancang untuk pengguna profesional ataupun businessman dengan mobilitas ekstra tinggi.
Notebook Acer ini membawa desain premium dan stylish dengan varian warna hitam diluar, dan emas di dalam.
Kesan stylish juga terlihat pada port USB miliknya.
Sementara ukuran layarnya 13,3 inci, Full HD bertipe glossy berlapis Gorilla Glass.
Meski begitu, dimensi bodinya sama seperti notebook 14 inci, hal ini disebabkan oleh leganya area keyboard dan touchpad.
Dibanding keyboard All New MacBook atau MacBook Pro yang rapat-rapat, keyboard Acer Swift 7 memiliki jarang renggang antar tutsnya.
Ketinggian atau travel distance-nya pun lumayan.
Keyboard ini terasa empuk saat digunakan mengetik cepat dengan bunyi yang khas.
Tapi sayangnya, Acer tidak menyertai dengan backlit.
Sedangkan area touchpad-nya sangat lebar mencapai 14 cm, dilengkapi fitur multi-gesture dan palm rejection.
Walaupun termasuk kategori notebook ultrathin dan portable, Acer masih berbaik hati dengan menyediakan dua port USB C di sisi kanan notebook berdampingan dengan jack audio.
Jadi ketika satu port sedang digunakan untuk charging masih ada port lain yang bisa digunakan.
Selain portable, Acer Swift 7 juga lumayan fleksibel.
Hal ini tercermin dari panel layarnya yang bisa dibentangkan.
Tapi ada satu hal yang mungkin mengganjal, khususnya jika Anda sering membuka layar notebook dengan satu tangan.
Ya benar, seluruh bodi notebook akan ikut terangkat ketika kita mencoba membuka layarnya dengan satu tangan.
Penyebabnya adalah bobot notebook ini yang hanya 1,1 KG saja.
Tapi, saya rasa ini bukanlah masalah besar.
Setidaknya kita tidak akan merasa terlalu berat ketika membawanya bepergian, apalagi ukuran chargernya juga cukup ringkas.
Nah, bagaimana soal performa Acer Swift 7?
Karena ini adalah notebook ultrathin dan portable dengan sistem passive cooling alias tanpa kipas, maka SoC yang digunakannya pun sudah disesuaikan.
Acer Swift 7 diotaki CPU dual-core Intel Kaby Lake Core i5-7Y75 yang punya efisiensi daya sangat baik dengan TDP 4,5 watt.
Clockspeed basic-nya 1,3 GHz dan sudah terintegrasi dengan GPU Intel HD Graphic 615.
SoC ini ditemani RAM 8GB, dan SSD 256GB.
Spesifikasi ini di atas kertas mampu melampaui All New MacBook dari Apple.
Untuk kebutuhan harian mulai dari browsing, streaming video HD ataupun olah grafis ringan hingga menengah, notebook ini sangat bisa diandalkan.
Audionya pun prima dengan dukungan Dolby.
Lalu, saya turut coba menjalankan game sejuta umat, DOTA 2.
Game ini akan terasa lancar dengan konfigurasi grafis medium.
Saya juga mencoba game lain seperti Argo, dan Batman Telltale.
Kedua game ini akan terasa lancar dan nyaman dimainkan jika menggunakan opsi grafis low saja.
Hal ini tergolong wajar karena Acer Swift 7 hanya mengandalkan CPU hemat energi dan GPU Intel terintegrasi.
Lalu soal baterai, Acer Swift 7 membawa kapasitas baterai 2770 mAh.
Acer mengklaim baterai ini bisa bertahan hingga 9 jam tergantung pemakaian.
Namun dari pengujian yang saya lakukan, baterainya rata-rata bertahan 5 hingga 6 jam.
Harga Acer Swift 7
Spesifikasi Acer Swift 7
– CPU Intel kaby Lake Core i7-7Y75
– GPU Intel HD Graphics 615
– 8GB RAM
– 256GB SSD
– Windows 10
– Webcam
– 2 USB 3.1 type-c
– Port audio 3,5 mm
– Baterai 2770 mAh